ASKEP ANAK DENGAN ENSEFALITIS
ASKEP ANAK DENGAN
ENSEFALITIS
DI RUANG ANAK RSUD Dr.
SOETOMO
SURABAYA
Pengertian
Ensefalitis adalah infeksi
yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non
purulent.
Patogenesis
Ensefalitis
Virus masuk tubuh
klien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam
tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
·
Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput
lendir permukaan atau organ tertentu.
·
Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah
Kemudian menyebar ke organ
dan berkembang biak di organ tersebut.
·
Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
Permukaan selaput lendir dan
menyebar melalui sistem saraf.
Masa Prodromal
berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri
tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .
Gejala lain
berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang.
Kadang-kadang
disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia,
Ataksia, Paralisis syaraf otak.
Penyebab Ensefalitis:
Penyebab
terbanyak : adalah virus
Sering : -
Herpes simplex
- Arbo virus
Jarang : - Entero virus
- Mumps
- Adeno virus
Post Infeksi : - Measles
- Influenza
- Varisella
Post Vaksinasi : -
Pertusis
Ensefalitis
supuratif akut :
Bakteri penyebab
Esenfalitis adalah : Staphylococcusaureus,Streptokok,E.Coli,Mycobacterium dan
T. Pallidum.
Ensefalitis
virus:
Virus yang
menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus
rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes
Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.
Gejala-Gejala
yang mungkin terjadi pada Ensefalitis :
-
Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala
,muntah-muntah lethargy ,kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai
meningen.
-
Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang.
Tahap Tumbuh Kembang
Menurut Soetjiningsih :
-
Masa pra sekolah usia 1 – 6
tahun.
Menurut Donna L. Wong :
-
Masa anak-anak awal : 1 – 12 Tahun
-
Toddler : 1 – 3 tahun
Tahap pertumbuhan cepat, masa pra-adolesen dan masa
adolesen
Pertumbuhan
fisik/jasmani sangat pesat, dimana anak akan menjadi cepat besar,BB naik dengan
pesat,PB bertambah dengan cepat,keadaan anak makannya banyak serta aktivitas
bertambah, mengikuti satu irama pertumbuhan tertentu dan berlangsung secara
bergantian, pertumbuhan otak mulai melambat,sangat lambat pada usia 5 tahun.
Rumus untuk
menafsir pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak – anak menurut Weech :
Perhitungan Berat badan :
v Umur 1 – 6 tahun = Umur (tahun) X 2 - 8 : 2
Perhitungan
Panjang badan :
v Umur 1 tahun :
75 cm
v Umur 2 – 12 tahun = Umur (tahun) X 6 - 77
Tahap
perkembangan
v Perkembangan Psikoseksual
menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 – 3 tahun ):
Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido yang
penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri)
dan egoistik.
Tugas utama anak
: Latihan kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan mengulang kata
sederhana,hubungan interrpersonal anak sangat terbatas,bermain sendiri,belum
bisa bermain dengan anak lain.
v Tahap perkembangan
Psikososial (Erikson)
Tahap ke 2 : Autonomi VS Shame and
doubt, ; Toddler year/usia 1 – 3 tahun Perkembangan ketrampilan motorik dan
bahasa dipelajari dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk
mandiri,jika ortu terlalu melindungi,menuntut harapan terlalu tinggi maka anak
akan merasa malu dan ragu-ragu.
v Stimulasi dan perkembangan
anak :
·
Anak umur 12 – 18 Bulan :
Perkembangan anak : Berjalan sendiri tidak
jatuh (GK),Mengambil benda kecil dengan jari dan telunjuk (GH),mengungkapkan
keinginan scr sederhana (BBK),minum sendiri dari gelas tidak tumpah (BM).
Stimulasi dini :
Melatih anak naik turun tangga (GK),bermain dng anak melempar dan menangkap
bola besar kemudian kecil(GH),melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama
bagian tubuh (BBK),memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
·
Anak umur 18 – 24 Bulan :
Perkembangan anak
: Berjalan mundur 5 langkah (GK),mencoret-coret dng alat tulis (GH),menunjuk
bagian tubuh dan menyebut namanya (BBK),meniru melakukan pekerjaan rumah tangga
(BM).
Stimulasi dini :
Melatih anak berdiri dengan satu kaki(GK),mengajari anak menggambar bulatan,garis
segi tiga dan gambar wajah(GH),melatih anak mengikuti perintah sederhana
(BBK),melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu (BM).
PENGKAJIAN
1.
Identitas
Ensefalitis dapat
terjadi pada semua kelompok umur.
2.
Keluhan utama
Panas badan
meningkat, kejang, kesadaran menurun.
3.
Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak
rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari ,
sakit kepala.
4.
Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya
menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit
Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.
5.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ada yang
menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dll. Bakteri
contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus , E , Coli ,dll.
6.
Imunisasi
Kapan terakhir
diberi imunisasi DTP
Karena
ensefalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.
POLA-POLA
FUNGSI KESEHATAN
Pola
persepsi dan tata laksana hidup sehat
a.
Kebiasaan
sumber air yang
dipergunakan dari PAM atau sumur ,kebiasaan buang air besar di WC,lingkungan
penduduk yang berdesaan (daerah kumuh)
b.
Status Ekonomi
Biasanya
menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
Pola
Nutrisi dan Metabolisme
c.
Menyepelekan anak yang sakit ,tanpa pengobatan yang
semPemenuhan Nutrisi
Biasanya klien
dengan gizi kurang asupan makana dan cairan dalam jumlah kurang dari kebutuhan
tubuh.,
d.
Pada klien dengan Ensefalitis biasanya ditandai
Dengan adanya
mual, muntah, kepalah pusing, kelelahan.
.
e.
Status Gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
Postur tubuh
biasanya kurus ,rambut merah karena kekurangan vitamin A,berat badan kurang
dari normal.
Menurut rumus
dari BEHRMAN,umur 1 sampai 6 tahun
Umur (dalam
tahun) x 2 + 8
Tinggi badan
menurut BEHRMAN umur 4 sampai 2 x tinggi badan lahir.
Perkembangan
badan biasanya kurang karena asupan makanan yang bergizi kurang.
Pengetahuan
tentang nutrisi biasanya pada orang tua
anak yang kurang pengetahuan tentang
nutrisi.
Yang dikatakan
gizi kurang bila berat badan kurang dari 70% berat badan normal.
Pola
Eliminasi
f.
Kebiasaan Defekasi sehari-hari
Biasanya pada
klien Ensefalitis karena klien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat
terjadi obstivasi.
g.
Kebiasaan BAK sehari-hari
Biasanya pada
klien Ensefalitis kebiasaan miksi normal frekuensi normal.
Jika kebutuhan
cairan terpenuhi.
Jika terjadi
gangguan kebutuhan cairan maka produksi irine akan menurun ,konsentrasi urine
pekat.
Pola
tidur dan istirahat
Biasanya pola
tidur dan istirahat pada klien Ensefalitis biasanya tidak dapat dikaji karena
klien sering mengalami apatis sampai koma.
Pola
Aktivitas
a Aktivitas sehari-hari : klien biasanya
terjadi gangguan karena klien Ensefalitis
mengalami kelemahan penurunan kesadaran.
b Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi
kelemahan maka latihan gerak dilakukan latihan positif.
Upaya pergerakan
sendi : bila terjadi atropi otot pada klien gizi buruk maka dilakukan latihan
pasif sesuai ROM
Kekuatan otot
berkurang karena klien Ensefalitis dengan gizi buruk .
Kesulitan yang
dihadapi bila terjadi komplikasi ke jantung ,ginjal ,mudah terkena infeksi
,anemia berat,aktifitas fagosit turun ,Hb turun ,punurunan kadar albumin serum
,gangguan pertumbuhan.
Pola
Hubungan Dengan Peran
Interaksi dengan keluarga / orang
lain biasanya pada klien dengan Ensefalitis kurang karena kesadaran
klien menurun mulai dari apatis sampai koma.
Pola
Persepsi dan pola diri
Pada klien
Ensenfalitis umur > 4 ,pada persepsi dan konsep diri
Yang meliputi
Body Image ,self Esteem ,identitas deffusion deper sonalisasi belum bisa
menunjukkan perubahan.
Pola
sensori dan kuanitif
a. Sensori
·
Daya penciuman
·
Daya rasa
·
Daya raba
·
Daya penglihatan
·
Daya pendengaran
Tidak dapat di
evaluasi
Pola
Reproduksi Seksual
Bila anak laki-laki apakah
testis sudah turun ,fimosis ada/tidak.
Pola
penanggulangan Stress
Pada klien
Ensefalitis karena terjadi gangguan kesadaran
:
Stress fisiologi ( anak hanya dapat mengeluarkan
air mata saja
,tidak bisa menangis dengan keras (rewel) karena terjadi
afasia.
Stress Psikologi tidak di evaluasi
Pola
Tata Nilai dan Kepercayaan
Anak umur 18 bulan belum bisa
dikaji.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Gambaran cairan serebrospinal dapat
dipertimbangkan meskipun tidak begitu membantu. Biasanya berwarna jernih
,jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit. Kadar protein kadang-kadang
meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas normal.
Gambaran EEG memperlihatkan proses
inflamasi difus (aktifitas lambat bilateral).Bila terdapat tanda kli1nis flokal
yang ditunjang dengan gambaran EEG atau CT scan dapat dilakukan biopal otak di
daerah yang bersangkutan. Bila tidak ada tanda klinis flokal, biopsy dapat
dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus
Herpes Simplex.
I.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
SERING TERJADI
1.
Resiko tinggi infeksi b/d daya
tahan terhadap infeksi turun.
2.
Resiko tinggi perubahan peR/usi
jaringan b/d Hepofalemia, anemia.
3.
Resiko tinggi terhadap trauma
b/d aktivitas kejang umu.
4.
Nyeri b/d adanya proses infeksi
yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
5.
Gangguan mobilitas b/d
penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
6.
Gangguan asupan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
7.
Gangguan sensorik motorik
(penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
8.
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan sakit kepala mual.
9.
Resiko gangguan integritas
kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
10.
Resiko terjadi kontraktur b/d
spastik berulang.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN I.
Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh
terhadap infeksi turun
Tujuan:
- tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
- Masa penyembuhan tepat waktu
tanpa bukti penyebaran infeksi
endogen
Intervensi
1.
Pertahanan teknik aseptic dan
teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung. Pantau dan batasi
pengunjung.
R/. menurunkan resiko px terkena infeksi sekunder . mengontrol
penyebaran Sumber infeksi, mencegah pemajaran pada individu yang mengalami
nfeksi saluran nafas atas.
2.
Abs. suhu secara teratur dan
tanda-tanda klinis dari infeksi.
R/. Deteksi dini tanda-tanda infeksi merupakan indikasi perkembangan
Meningkosamia .
3.
Berikan antibiotika sesuai
indikasi
R/. Obat yang
dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas individu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas
kejang umum
Tujuan :
Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :
Tidak mengalami kejang / penyerta cedera
lain
Intervensi :
1.
Berikan pengamanan pada klien
dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan
pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah
tidak
Tergigit.
Catatan: memasukkan
pengganjal mulut hanya saat mulut relaksasi.
2.
Pertahankan tirah baring dalam
fase akut.
R/. Menurunkan
resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
3.
Kolaborasi.
Berikan obat
sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan
pencegahan kejang.
4.
Abservasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri
terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan lanjutan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN III
Resiko terjadi kontraktur b/d spesifik
berulang
Tujuan :
Tidak terjadi kontraktur
Ktiteria hasil :
Tidak terjadi kekakuan sendi
Dapat menggerakkan anggota tubuh
Intervensi
1.
Berikan penjelasan pada ibu
klien tentang penyebab terjadinya spastik ,
Terjadi
kekacauan sendi.
R/ . Dengan
diberi penjelasan diharapkan keluarga mengerti dan mau
Membantu program perawatan .
2.
Lakukan latihan pasif mulai
ujung ruas jari secara bertahap
R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah
kontraktor
3.
Lakukan perubahan posisi setiap
2 jam
R/ Dengan melakukan perubahan posisi
diharapkan peR/usi ke
Jaringan lancar, meningkatkan daya
pertahanan tubuh .
4.
Observasi gejala kaerdinal
setiap 3 jam
R/ Dengan melakukan observasi dapat melakukan
deteksi dini bila
Ada kelainan dapat dilakukan inteR/ensi
segera
5.
Kolaborasi untuk pemberian
pengobatan spastik dilantin / valium sesuai
Indikasi
R/ Diberi dilantin / valium , kejang / spastik
hilang
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan
Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan
Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta,
1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.
ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK USIA 18 BULAN/TODDLER DENGAN ENCEPHALITIS
Nama Mahasiswa : Subhan Ruangan : Anak
NIM
: 010030170 B NoReg : 10063541
Pengkajian diambil tgl :.16
Juli 2001 Jam : 09.30 wib
I.
IDENTITAS KLIEN
Nama :
.An.A
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tgl.lahir : Lamongan, 4 Desember 1999
Umur :
18 Bulan
Anak ke :
I (Pertama)
Nama ayah :
Tn.T
Nama Ibu :
Ny. U
Pendidikan ayah : SMP
Pendidikan ibu : SMP
Agama :
Islam
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Alamat :
Geger Turi,Lamongan
MRS :
10 Juli 2001
Diagnosa medis : Encephalitis
Sumber informasi : ayah, Ibu dan status rekam medis klien
II.Riwayat
Keperawatan
1.Keluhan Utama : Kejang-kejang
2.Riwayat penyakit sekarang :
Anak demam (suhu 40oC) disertai
muntah-muntah sering,2 hari sebelumnya di-rawat
rumah sakit Muhamadiyah Lamongan,selama dirumah sakit Muhamadi-yah anak mengalami kejang sebanyak 5 kali dengan
lama kejang ± 10 menit setiap kali kejang serta mata melihat terus keatas,kedua
telapak kaki kaku setalah kejang, anak tidak sadarkan diri selama 4 hari
dirawat diRS.Muhamadiyah panas terus tinggi (> 38oC) selama 7
hari kemudian berangsur turun, anak kemudian dirujuk keRSDS setelah dirawat
selama 14 hari di RS.Muhamadiyah,lamongan.
3.Riwayat
penyakit dahulu :
Anak sudah 4 kali sebelum dirawat diRS dengan keluhan muntah-muntah disertai badan
panas. Sejak umur 1 bulan anak sering sakit flu/batuk dan pilek juga sering
muntah
4.Riwayat
penyakit keluarga :
Tak ada
keluarga yang menderita sakit paru,jantung,hipertensi,DM atau seperti
yang dialami klien.
5.Riwayat
kehamilan :
Kehamilan/prenatal :
Ibu tidak prnah sakit selama
kehamilan,kontrol teratur kePuskesmas serta men-dapat vitamin,tidak menggunakan
obat-obatan dan jamu.
Kelahiran/Natal :
Kehmilan 9 bulan/aterm,BB= 3 kg,lahir spontan
ditolong oleh bidan dipoliklinik RS,langsung menangis.
Pasca kelahiran/post natal :
ASI terus diberikan didampingi PASI sampai
sebelum anak sakit.anak diasuh oleh ayah dan ibunya, anak sering sakit
flu,pilek dan batuk.
6.Luka operasi : Tidak ada
7.Alergi : Tidak ada
8.Tumbuh kembang :
Pertumbuhan :
LK= 45 cm,LD= 50 cm,LLA= 18 cm(kiri),BB= 10
kg,TB= 82 cm
Perkembangan :
Sebelum sakit anak dapat bermain dan
berjalan,berbicara memanggil,meminta sesuatu pada orang tua,BAB/BAK bilang
9 Imunisasi :
Lengkap
10.Status gizi : Asi diberikan sampai sebelum
anak dirawat diRS Muhamadiyah Pisang diberikan umur 3 bulan,bubur diberikan
umur 5 bulan,status gizi kurang
III.Pola fungsi
kesehatan :
a. Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan
kesehatan
Klien mendapat imunisasi lengkap,makan 3X/hari,minum ±1
liter/hari,istirahat
±10 – 12 jam/hari,lingkungan kampung keadaan bersih.
b. Pola nutrisi – metabolik
Gizi kurang BB=10 kg, terdapat nyeri
tekan perut bagian kanan dan tengah,
nafsu makan menurun,muntah 2 X ±10 cc,mukosa mulut kering Saat ini anak
tidak dapat menelan , tidak dapat makan / minum peroral . karena terjadi
penurunan kesadaran sehingga terjadi gangguan proses menelan dan muntah.
Makan dan minum personde , yang terdiri dari:
3x100 cc tem sonde .
1x1cc juice buah .
5x1cc
susu dancow .
Suhu= 37,5oc
c. Pola eliminasi
Klien belum BAB ±2hari,ngompol warna kuning jumlah urine ± 60 cc/4 jam
d. Pola aktifitas dan latihan
Kesadaran klien
menurun,lemah,Nadi=100 x/mnt,RR=38 x/mnt,bermain Upaya penggerakkan sendi dilakukan latihan Secara bertahap mulai dari ujung jari sampai
Kekuatan otot- otot
e. Pola Tidur istirahat
Tidur ± 10 – 12 jam pagi,siang dan
malam,saat dirumah sakit kejang
spastik,terjadi penurunan kesadaran.
f. Pola kognitif – perseptual
Gangguan kesadaran, terdapat kejang spastik
g. Pola persepsi diri
Belum bisa di kaji
h. Pola peran hubungan
Klien dekat dengan ibunya,selama sakit ibu
yang merawat/menjaga dengan telaten,bila ditinggal pergi anak menangis mencari
ibu. anak menunjukkan keakuannya dan egoistik sulit untuk dikasih tahu
i. Pola Reproduksi
Klien masuk pada fase anal,daerah anal
aktifitas/pengeluaran tinja merupakan sumber
kepuasannya,anak menahan BAB 2 hari
j. Pola koping – toleransi stress
Cengeng,sangat tergantung dengan orang tua (ibu)
k.Pola tata nilai dan kepercaya
Pada anak A belum dapat dievaluasi karena
baru dapat diajarkan membedakan -
baik dan buruk setelah anak berumur > 4 tahun
ANALISA DATA
PENGELOMPOKAN
DATA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
POHON MASALAH
|
MASALAH
|
Tgl 16/7/2001
Data subyektif
|
Virus/Bakteri
¯
|
|
- Ibu klien
mengatakan anaknya sering kejang
|
Mengenai CNS
¯
|
Resiko Kontraktur
|
|
Kerusakan Susunan Saraf
Pusat
|
|
Data Obyektif
|
¯
|
|
- Anak sering
spastik ± 4-5 kali dalam 4 jam
|
Kejang / spastik
|
|
|
|
|
|
- Kontraktur
|
|
|
- Resiko Trauma
|
|
|
|
|
Data Subyektif: -
|
Paralisys Otot-
otot Menelan / penurunan kesadaran
|
Gangguan
Pemenuhan Nutrisi
|
Data Obyektif :
|
|
|
- Terpasang
Sonde
|
Asupan Nutrisi
per-oral kurang
|
|
- Diet 3x100 cc
tim sonde
|
|
|
- Susu Dancow
6x100cc
|
Nutrisi kurang
|
|
|
|
|
Data Subyektif:
|
|
|
Ibu klien
mengatakan anaknya tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya
|
Daya Tahan Terhadap Infeksi menurun
|
Resiko Gannguan
Integritas Kulit
|
|
|
|
|
Mudah Infeksi
|
|
|
|
|
Data Obyektif :
|
Gangguan Integritas kulit
|
|
- Tidak bisa
bergerak
|
|
|
- Klien sering
ngompol
|
|
|
(kulit sering
basah )
|
|
|
|
|
|
Diagnosa keperawatan yang timbul :
1.Ketidakefektipan bersihan jalan nafas b/d reflek batuk tidak ada
(paralysis)
2.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d perubahan pola makan
3.Resiko kontraktur b/d kejang spastik
berulang
4.Terjadi abstipasi b/d kurangnya mobilisasi
dan intake cair
5.Resiko gangguan integritas kulit b/d daya tahan tubuh terhadap
infeksi turun dan immobilisasi
6.Resiko trauma b/d kejang spastik
Diagnosa keperawatan prioritas I
Resiko terjadi
kontuaktur b/d kejang spastik berulang
Tujuan :
Tidak terjadi kontraktur
(2minggu)
Kriteria
hasil :
-
Tidak terjadi kotraktur
-
Klien dapat menggerakkan anggota gerak
Intervensi :
1. Berikan
penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik dan terjadinya
kekakuan sendi
R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan
keluarga mengerti dan mau mambantu rencana tindakan yang akan
diberikan
2.
Lakukan latihan pasif secara bertahap mulai dari ujung jari
secara bertahap.
R/ Melatih melemaskan otot-otot, mencegah
kontraktur.
3.
Lakukan perubahan posisi setiap 2jam
R/ Dengan melakukan perubahan posisi di harapkan
melatih otot-otot.
Diagnosa keperwatan prioritas II
Ketidak efektifan bersihan
jalan napas b/d reflek batuk yang tidak ada
Tujuan :
Jalan napas bebas ( bersih
/ selama perawatan )
Kriteria Hasil :
-
Jalan nafas bebas ( bersih )
-
Tidak ada suara napas tambahan
-
Tidak ada ronchi kanan / kiri
-
Tidak ada whezing kanan /kiri
-
R.R antara 20-28 x / menit
Intervensi
1. Berikan penjelasan pada
ibu klien tentang penyebab ketidak
efektifan yang akan diberikan
R/ dengan diberi penjelasan diharapka ibu klien
mengerti dan mau membantu semua tindakan yang diberikan.
2. berikan nebulezer 2x sehari(pagi –sore)
R/
mengencerkan riak
1.
Lakukan suction setiap ada riak
/ sekrit di mulut dan tenggorokan
R/ sekret atau ludah yang berada di mulut dan
tenggorokan hilang, jalan napas bebas.
4. Observasi tanda-tanda
kardinal dan tanda-tanda sumbatan jalan napas setiap 3jam (0900-1200-1500-1800-2100-2400-0310-0600)
R/
Diteksi dini agar dapat dilakukan intervensi lanjutan.
Diagnosa
keperawatan prioritas III
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan pola makan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi (2 minggu)
Kriteria hasil :
-
Berat badan naik,LLA bertambah
-
Turgor baik
-
Conjungtiva merah mudah
Intervensi
1.Berikan
penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab gangguan pemenuhan nutrisi, pentingnya nutrisi bagi
tubuh dan cara mengatasinya
R/
Dengan diberi penjelasan keluarga diharapkan mengerti,dapat mendukung
program perawatan yang diberikan
2.Berikan makan personde
3x100cc tim sonde
1x100cc juice buah
5x100cc susu dancow dengan rincian :
Jam 0800 tim
sonde 100cc
Jam 1000 juice buah 100cc
Jam 1200 tim sonde 100cc
Jam 1500 susu 100cc
Jam 1800 tim sonde 100cc
Jam 2000 susu 100cc
Jam 2300 susu 100cc
Jam 0200 susu 100cc
Jam 0600 susu 100cc
R/ Dengan diberi makanan pen sonde diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi
3.Lakukan penimbangan berat badan setiap
3 kali sekali
R/
Deteksi perubahan berat badan penurunan atau kenaikan berat badan
sehingga evaluasi pemberian diit.
4 .Observasi gejala kardinal
setiap 3jam(0900-1200-1500-1800-2100-2400-0300
0600)
R/ Deteksi dini bila ada kelainan dapat
dilakukan intervensi segera
Komentar
Posting Komentar